Minggu, 13 April 2014

Makalah Pendekatan Keterampilan Proses

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Mendidik merupakan suatu proses yang bertanggung jawab untuk menjadikan seorang siswa untuk menjadi seorang anak yang pintar didalam proses belajar mengajar. Guru sebagai orang yang menggerakkan terlaksananya proses belajar mengajar seharusnya tidak hanya menggunakan strategi yang informasi saja. Sehingga membuat siswa kurang mempunyai inisiatif dan tidak dibiasakan untuk mendapatkan pengetahuan melalui usaha dan pengalaman siswa itu sendiri.hal ini di karenakan peran siswa lebih banyak hanya menerima informasi dari guru yang kemudian dihafal untuk ujian atau mendapatkan nilai. Guru sebagai orang menggerakkan terlaksananya proses belajar mengajar harusnya menggunakan strategi yang merangsang keaktifan siswa.
Untuk itu perlu pengembangan kemampuan dasar, berupa mental fisik dan sosial, untuk menemukan data dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar. Guna mengaktifkan siswa untuk mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik tersebut.
Guru harusnya melihat cara-cara pemberian informasi dan suasana interaksi dalam proses belajar mengajar. Seperti melakukan pengajaran dengan cara melihat, mendengar dan memperhatikan guru, kemudian melakukan apa yang diperintahkan guru dalam membimbing siswa itu untuk aktif belajar.
1.2. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca, yang mana, mungkin akan menjadi seorang pendidik untuk mengetahui bahwasannya dengan pendekatan keterampilan proses para pendidik mampu meggerakkan siswa-siswanya untuk aktif dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, dengan mempelajari pendekatan keterampilan proses, para pendidik bisa mengetahui apakah siswa itu mampu merangsang ilmu pengetahuan, tidak hanya sekedar menceritakan atau mendengar cerita tentang ilmu .
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa. Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan maksud karena IPA merupakan alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian yang berkembang merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa.
Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian Pendekatan Keterampilan Proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah perbuatan (fisik). Untuk mengajarkan keterampilan proses, siswa benar-benar melakukan pengamatan, pengukuran, pemanipulasian variabel dan sebagainya. Ringkasnya, siswa bertindak sebagai ilmuwan. Oleh karena itu pendekatan ini lebih banyak melibatkan siswa dengan obyek-obyek konkrit, yaitu siswa aktif berbuat. Pendekatan keterampilan proses memberi siswa pemahaman yang valid tentang hakikat sains. Siswa dapat menghayati keasyikan sains dan dapat lebih baik memahami fakta-fakta dan konsep-konsep. Siswa diberi kesempatan untuk belajar sambil berbuat, menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup (Trianto: 2010).
Pendekatan keterampilan proses menekankan bagaimana siswa belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga mudah dipahami dan digunakan dalam kehidupan di masyarakat. Dalam proses pembelajaran diusahakan agar siswa memperoleh pengalaman dan pengetahuan sendiri, melakukan penyelidikan ilmiah, melatih kemampuan-kemampuan intelektualnya, dan merangsang keingintahuan serta dapat memotivasi kemampuannya untuk meningkatkan pengetahuannya yang baru diperolehnya. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap ilmiah dan nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep (Trianto: 2010)
Dalam kegiatan mengajar, begitu banyak hal yang harus diperhitungkan oleh guru misalnya:
1.      Melibatkan kemampuan guru/mahasiswa calon guru untuk menguasai materi.
2.      Teknik pengelolaan PBM.
3.      Pengelolaan waktu.
4.      Pengendalian disiplin
5.      Pelayanan terhadap perbedaan kemampuan siswa.
6.      Sikap terhadap profesi.
7.      Sikap terhadap siswa.


1.      Keterampilan Dasar Mengajar meliputi :
a.       Keterampilan membuka dan menutup pembelajaranKeterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran.
b.      Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh. Tujuan membuka pelajaran adalah :Menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan dan
c.       Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.Awal kegiatan pelajaran seorang guru harus melakukan kegiatan membuka pelajaran
2.      Cara untuk menimbulkan motivasi :
a.       Dengan Hangat dan Antusias
Hendaknya ramah, antusias, bersahabat dan sebagainya. Sebab dapat mendorong tingkah dan kesenangan dalam mengerjakan tugas sehingga motivasi siswa akan timbul.
b.      Menimbulkan Rasa Ingin Tahu
Melontarkan ide yang bertentangan dengan mengerjakan masalah atau kondisi diri kenyataan sehari-hari. Contoh:Kalau transmigrasi dapat meningkatkan kemakmuran penduduk mengapa banyak penduduk di pulau jawa tidak mau transmigrasi.
2.2.Jenis-jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses
Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi,memprediksi,mengukur,menyimpulkan,dan mengkomunikasikan.

Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengindentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan keterhubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengelolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesa, mendifinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.
Sejumlah keterampilan proses yang dikemukakan oleh Funk di atas, dalam kurikulum  (Pedoman Proses Belajar Mengajar) dikelompokkan menjadi enam keterampilan proses. Adapun 6 (tujuh) keterampilan proses tersebut adalah mengamati,mengklasifikasikan,mengkomunikasikan,mengukur,memprediksi dan menyimpulkan
1. Mengamati
Melalui mengamati kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis. manusia mengamati obyek-obyek dengan phenomena alam melalui panca indra: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa/pengecap. Informasi yang kita peroleh, dapat menuntun keinginan-tahuan, mempertanyakan, memikirkan, melakukan interprestasi tentang lingkungan kita, dan meneliti lebih lanjut. Selain itu, kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal esensial untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses lain. Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap berbagai obyek dan peristiwa alam dengan menggunakan panca indra.
2.    Mengklasifikasikan
Agar kita memahami sejumlah besar obyek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan disekitar kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis golongan. Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilahkan berbagai obyek dan peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golong-an/kelompok sejenis dari obyek atau peristiwa yang dimaksud. Contoh kegiatan yang menampakkan ketrampilam mengklasifikasikan adalah mengklasifikasikan makhluk hidup selain manusia menjadi dua kelompok: binatang dan tumbuhan, mengklasifikasikan binatang beranak dan bertelur, mengklasifikasikan cat berdasarkan warna, dan kegiatan lain yang  sejenis.


3.    Mengkomunikasikan
Kemampuan berkomunikasi dengan yang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Grafik, bagan, peta, lambang-lambang, diagram, persamaan matematika, dan demonstrasi visual, sama baiknya dengan kata-kata yang ditulis atau dibicarakan, semua adalah cara-cara komunikasi yang sering kali digunakan dalam ilmu pengetahuan. Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar untuk memecahkan masalah.
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, dan/atau suara visual. Contoh-contoh kegiatan dari keterampilan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan masalah, membuat laporan, membaca peta, dan kegiatan lain yang sejenis.
4. Mengukur
Berapa banyak? Berapa jaraknya? Berapa ukurannya? Berapa jumlahnya? Pertanyaan-pertanyaan ini sering kita dengar atau ajukan dalam kehidupan sehari-hari dan kita perlu untuk memiliki kemampuan menjawabnya dengan mudah. Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-keterampilan mengukur merupakan hal yang esensial dalam membina observasi kuantitatif, mengklasifikasikan dan membandingkan segala sesuatu disekeliling kita, serta mengkomunikasikan secara tepat dan efektif kepada yang lain.
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Contoh-contoh kegiatan yang menampakkan keterampilan mengukur antara lain: mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur temperatur kamar, dan kegiatan lain yang sejenis.
5. Memprediksi
Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin dapat diamati. Kegiatan-kegiatan yang dapat digolongkan sebagai keterampilan memprediksi, antara lain: berdasarkan pola-pola waktu terbitnya matahari yang telah diobservasi dapat diprediksikan waktu terbitnya matahari pada tanggal tertentu, memprediksikan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan kendaraan yang kecepatannya tertentu, dan kegiatan lain yang sejenis.
6. Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu obyek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui. Kegiatan-kegiatan yang menampakkan keterampilan menyimpulkan, antara lain: berdasarkan pengamatan diketahui bahwa api lilin mati setelah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada udara yang mengandung oksigen.
Enam keterampilan yang telah diuraikan sebelumnya merupakan keterampilan-keterampilan dasar dalam keterampilan proses, yang menjadi landasan untuk keterampilan proses terintegrasi pada hakikatnya merupakan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Sepuluh keterampilan terintegrasi tersebut akan diuraikan berikut ini.
1.    Mengenali variable
Ada dua macam variable yang perlu dikenal yakni : variabel termanipulasi (manipulated variabel ) dan variabel terikat. Pengenalan terhadap variabel berguna untuk merumuskan hipotesis penelitian.
Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai atau konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Dengan dua batasan seperti disebutkan sebelumnya, Kita dapat menyimpulkan bahwa variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai atau segala sesuatu yang dapat berubah/berganti dalam satu situasi.
Variabel termanipulasi (manipulated variable) is deliberately changed in a situation (funk, 1985:89) sedangkan menurut surakhmad (1978:63) menyebutnya sebagai variabel bebas yakni variabel yang diselidiki pengaruhnya. Dengan kata lain, variabel termanipulasi atau variabel bebas dapat kita artikan sebagai variabel yang dengan sengaja diubah-ubah dalam suatu situasi dan diselidiki pengaruhnya.
2.    Membuat table data
Setelah melaksanakan pengumpulan data, seorang penyidik harus mampu membuat table data. Keterampilan membuat table data perlu dibelajarkan kepada siswa karena fungsinya yang penting untuk menyajikan data yang diperlukan penelitian. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan membuat table data diantaranya adalah membuat table frekuensi dan membuat table silang.
3.    Membuat grafik
Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertical. Data untuk setiap variabel terjadi sebagaimana terjadi pada table data.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan membuat grafik diantaranya adalah membaca data dalam table, membuat grafik garis, membuat grafik balok, dan membuat grafik bidang lain.
4.    Manggambarkan hubungan antar variabel
Hubungan antar variabel dalam penelitian perlu dideskripsikan oleh setiap peneliti. Keterampilam mendiskripsikan hubungan antar variabel merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peneliti. Keterampilan menggambarkan hubungan antar variabel dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan hubungan antar variabel termanipulasi dengnan variabel hasil hubungan antara variabel-variabel yang sama. Hubungan antar variabel ini perlu digambarkan karena merupakan inti penelitian ilmah.
5.    Mengumpulkan data dan mengolah data
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan cara lisan, tertulis, atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau penyimpulan.
Untuk mengembangkan keterampilan mengumpulkan dan mengolah data dapat melalui kegiatan yang diantaranya adalah membuat instrument pengumpulan data, mentabulasi data, menghitung nilai kuadrat, menentukan tingkat signifikasi hasil perhitungan dan kegiatan lain yang sejenis.

6.    Menganalisis penelitian
Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsur-unsur penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan menganalisis diantaranya adalah mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis, dan kegiatan lain yang sejenis.
7.    Menyusun hipotesis
 Umumnya penelitian dimaksudkan untuk menguji hipotesis, maka dapat dipahami mengapa menyusun atau merumuskan hipotesis merupakan langkah yang penting sekali didalam penelitian. Pentingnya keterampilan menyusun hipotesis dalam pelaksanaan penelitian, menyebabkan penting pula untuk dimiliki oleh para calon penyelidik (siswa).
8.    Mendefinisikan variabel
Seperti yang kita ketahui, setiap cabang ilmu pengetahuan mencari hubungan yang sistematis antar variabel. Untuk memudahkan penyistematisan hubungan antar variabel.
9.    Merancang penelitian
Agar suatu penelitian dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan sesuatu yang berguna dan bermakna, maka diperlukan adanya rancangan penelitian. Rancangan penelitian ini diharapkan selalu dibuat pada setiap kegiatan penelitian. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesisi yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan. Contoh kegiatan yang tercakup dalam keterampilan merancang penelitian adalah :
a.       Mengenali, menentukan, dan merumuskan masalah yang akan diteliti.
b.      Merumuskan satu atau lebih “dugaan yang dianggap benar” dalam rangka menjawab    masalah. Merumuskan “dugaan yang dianggap benar” ini disebut menyusun hipotesis.
c.       Menyusun hipotesis dapat dilakukan dengan mendasarkan dugaan pada pengalaman  sebelumnya atau observasi atau intuisi.
d.      Memilih alat/instrument yang tapat untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang dirumuskan.
10.    Bereksperimen
Eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian yang sering kali dilaksanakan oleh seorang tanpa disadari. Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep,, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
Contoh-contoh yang menampakkan keterampilan bereksperimen antara lain : menguji kebenaran pernyataan bahwa semua zat memuai bila terkena panas dan yang tidak langsung terkena sinar matahari.
2.3.Alasan Perlunya Penerapan Keterampilan Proses
Semiawan dkk, (1985: 15-16) merinci alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari :
a.    Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa diberi bekal keterampilan proses yang dapat mereka gunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa tergantung dari guru.
b.    Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata.
c.    Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri.
d.   Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar 100 %, penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi, teori baru yang prinsipnya mengandung kebenaran yang relatif. Jika kita hendak menanamkan sikap ilmiah pada diri anak, maka anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan perkataan lain anak perlu dibina berpikir dan bertindak kreatif.
e.    Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak-anak didik. Konsep disatu pihak serta sikap dan nilai di lain pihak harus dikaitkan. (Semiawan dkk, 1985 : 15-16).
2.4. Model-Model Mengajar Dalam PKP
Model mengajarkan maksudnya adalah dimana proses dan prosedur pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar siswa. Model-model tersebut sebagai berikut:
a.      Model Dengar-Lihat-Kerjakan (DeLiKan)
Model ini dapat digunakan untuk menyampaikan bahan pengajaran yang sifatnya fakta dan konsep. Aktivitas mental siswa dalam penggunaan model mengajar ini adalah : mengingat, mengenal, menjelaskan, membedakan, menyimpulkan dan menerapkan. Kegiatan belajar siswa yang dikembangkan menjadi tiga kegiatan yakni : kegiatan dengar, kegiatan lihat, kegiatan kerja.
b.      Model mengajar pemecahan masalah (permas)
·           Pola kegiatan pembelajaran ini mengandung aktivitas belajar siswa yang cukup tinggi, tepat digunakan untuk mengajarkan konsep dan prinsip.
·           Penyusunan satuan pertanyaan hampir sama dengan model lain. Yang perlu diperhatikan adalah menyusunan dan mengorganisasi bahan ajar.



c.       Model mengajar induktif
1.    Model kegiatan pembelajaran yang dikembangkan melalui cara berfikir induktif yaitu menarik kesimpulan dari fakta menuju kepada hal umum.
2.    Petunjuk pembuatan satuan pelajaran:
·      Waktu paling sedikit 2 jam pelajaran
·      Rumusan tujuan mencakup penyusunan bahan ajar dan keterampilan proses
·      Bahan pengajaran terdiri dari konsep materi, fakta, peristiwa, gejala yang akan diamati oleh siswa dan topik atau masalah yang akan didiskusikan
·      Urutan belajar siswa, menerima informasi, kekunjungan lapangan atau laboraturium kediskusikan kelompok ke melaporkan hasil diskusikan oleh kelompok dan merangkumnya sebagai kesimpulan diskusi kelas
·      Penilaian : penilaian proses selama kegiatan berlangsung dan penilaian hasil belajar setelah pelajaran selesai
d.      Model mengajar deduktif
·      Pola belajar mengajar yang didasarkan atas cara berfikir deduktif adalah menarik kesimpulan dari pernyataan umum menajadi pernyataan khusus, dari konsep teori menjadi fakta
·      Petunjuk pembuatan satuan pelajaran dimulai dari pembahasan konsep dan prinsip menuju pembuktian empiris di lapangan atau laboraturium
e.       Model mengajar gabungan deduktif induktif
§  Pola BM yang menggabungkan penggunaan kedua model ini dalam satu proses pembelajaran. Tahap pertama menggunakan pendekatan deduktif, kemudian dilanjutkan dengan pendekatan induktif.
a.       Pendekatan deduktif menekankan konsep dan prinsip bahan pengajaran secara teoritis, berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah
b.      Pendekatan induktif menekankan kajian bukti-bukti empiris dari konsep dan prinsip di laboraturium atau dengan alat sederhana atau dalam bentuk pemecahan masalah

·         Petunjuk pembuatan satuan pelajaran. KBM yang ada dalam satuan pelajaran harus mangandung:
a.       Penjelasa maslah dan gejala oleh guru, supaya siswa memahami ruang lingkupnya
b.      Penelaah buku sumber : informasi untuk mendukung memecahkan masalah
c.       Pembahasan atau penelaah masalah dan gejala berdasarkan pengetahuan ilmiah
d.      Mencari jawaban dan pembuktian masalah dan gejala berdasarkan konsep dan prinsip pengetahuan ilmiah dengan melalui diskusi, praktikum atau pengamatan lapangan
e.       Klasifikasi TIK-nya mengandung unsur kognitif  tingkat tinggi seperti aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
2.5.Langkah-langkah Pelaksanaan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan sikap dan nilai. (Conny Semiawan, 2002: 16)
Pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan beberapa langkah, sebagai berikut:
1.      Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan.Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indera secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.
2.      Mengklasifikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu.


3.      Menginterpretasikan atau menafsirkan data
Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
4.      Meramalkan (memprediksi)
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau kejadian yang akan datang. Ramalan berbeda dari terkaan, ramalan didasarkan pada hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah diketahui sedangkan terkaan didasarkan pada hasil pengamatan.
5.      Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.
6.      Mengendalikan variabel
Variabel adalah faktor yang berpengaruh.Pengendalian variabel adalah suatu aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
7.      Merencanakan penelitian / eksperimen
Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
8.      Menyusun kesimpulan sementara
Kegiatan ini bertujuan menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan berdasarkan pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
9.      Menerapkan (mengaplikasikan) konsep
Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah,misalnya sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang lain.
10.    Mengkomunikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalambentuk kata-kata, grafik, bagan maupun tabel secara lisan maupun tertulis.
Praktik pengajaran dengan PKP menuntut perencanaan yang sungguh-sungguh dan berkeahlian, kreatif dalam pelaksanaan pengajaran, cakap mendayagunakan aneka media serta sumber belajar. Jadi guru bersama siswa semakin dituntut bekerja keras agar praktik PKP berhasil efektif dan efisien.
Ilmu pengetahuan alam memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah di alam sekitar melalui proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA seperti yang tertuang dalam kurikulum 2006, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada hakikat IPA yang meliputi produk, proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan proses.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pembelajaran IPA lebih menekankan pada pendekatan keterampilan proses sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori dan sikap ilmiah di pihak siswa yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas maupun produk pendidikan.
Pembelajaran IPA selama ini lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran IPA yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka.
Pengembangan pendekatan keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan belajar yang optimal. Materi pelajaran akan lebih mudah dikuasai dan dihayati oleh siswa, bila siswa sendiri mengalami peristiwa belajar tersebut. Keterampilan membuat hipotesis, meliputi kemampuan berpikir deduktif dengan menggunakan konsep-konsep, teori-teori maupun hukum-hukum IPA yang telah dikenal.
a.       Keterampilan mengendalikan variabel, yaitu upaya mengisolasi variabel yang tidak diteliti sehingga adanya perbedaan pada hasil eksperimen adalah dari variabel yang diteliti.
b.      Keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian, eksperimen yang meliputi penetapan masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis.
c.       Keterampilan menyimpulkan atau inferensi, yaitu kemampuan menarik kesimpulan dari pengolahan data.
d.      Keterampilan menerapkan atau aplikasi, atau menggunakan konsep atau hasil penelitian ke dalam perikehidupan dalam masyarakat.
e.       Keterampilan mengkomunikasikan, yaitu kemampuan siswa untuk dapat mengkomunikasikan pengetahuannya, hasil pengamatan, maupun penelitiannya kepada orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.
Penilaian Keterampilan Proses IPA
Surapranata (2004) mengemukakan berbagai bentuk penilaian yang dapat digunakan, khususnya dalam penilaian berbentuk kelas, yakni:
(1). Tes tertulis.
Tes ini umumnya diberikan pada saat penilaian formatif maupun submatif yang mengungkap aspek kognitif siswa.Bentuknya dapat berupa uraian (essay), pilihan ganda, menjodohkan, benar-salah, atau isian/jawaban singkat.
(2). Tes perbuatan
Tes ini diberikan pada saat satu kegiatan sedang berlangsung dengan melakukan pengamatan pada perilaku peserta didik yang ingin dinilai
(3). Pemberian tugas
Bentuk penilaian ini dilakukan terutama untuk mengembangkan kreativitas siswa sesuai dengan bakat, minat, dan tingkat perkembanganya.
(4). Penilaian proyek
Penilaian ini didesain untuk suatu kegiatan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang biasanya dimulai dari pengumpulan data, pengorganisasian, pelaporan dan penyajian data
(5). Penilaian sikap
Penilaian ini berkaitan dengan berbagai obyek sikap, misalnya sikap terhadap bidang studi, sikap terhadap guru, atau sikap terhadap materi pembelajaran. Pengukuran dapat di lakukan dengan observasi, laporan pribadi, dan skala sikap.


(6). Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian terhadap karya siswa yang disusun secara sistematis dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu.
2.6.Perananan Guru Dalam Penerapan PKP
a.       Guru membimbing dan mendidik siswa untuk lebih terampil dalam menggunakan pengalaman, pendapat, dan hasil temuannya. Dengan cara menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti dengan alat peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bangan yang sesuai dengan keperluan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat, cermat dan tepat.
b.      Guna menghidupkan suasana belajar yang kondusif sehingga mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif. Dengan merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan terhadap bahan pelajaran tersebut.
c.       Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang sehingga siswa terdorong untuk meneliti dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
d.      Guru memancing keterlibatan siswa dalam belajar. Seperti meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda.
e.       Guru harus memberikan semangat yang tinggi kepada siswa dalam mengajar.
f.       Guru melakukan komunikasi yang efektif dan memberikan informasi yang jelas, tepat, dan tidak samar-samar pada siswa.
g.      Guru mendorong siswa untuk dapat menyimpulkan suatu masalah, peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.

2.7.Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses
Adapun keunggulan dan kelemahan pendekatan keterampilan proses, adalah:
2.7.1.Keunggulan
Samatowa (2006:138) mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses adalah :
a.    Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
b.    siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,
c.    melatih siswa untuk berpikir lebih aktif dalam pembelajaran,
d.   mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
e.    memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
2.7.2. Kelemahan
Sedangkan kelemahan pendekatan keterampilan proses, dikemukakan oleh Sagala (2003:75), sebagai berikut:
1.    Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyesuaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum,
2.    memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakannya,
3.    merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap siswa mampu melaksanakannya.
Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun menurut urutan yang logis dan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Misalnya sebelum melaksanakan penelitian, siswa terlebih dahulu harus mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis.



BABIII
PENUTUP

A .Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas,keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu dikembangkan.Keterampilan dasar mengajar tersebut.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai bidang studi yang dimampu, keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar.
B. Saran
Penerapan keterampilan terintegrasi Penerapan Keterampilan Proses  dalam pembelajaran jenjang pendidikan SLTP dan sekolah menengah atas (SMA) memerlukan pembahasan teori dari tiap keterampilan terintegrasi akan membantu memudahkan siswa mempraktekannya. Mengingat keterampilan terintegrasi dalam Penerapan Keterampilan Proses merupakan keterampilan melaksanakan suatu kegiatan penelitian,maka penerapannya dalam pembelajaran hendaknya dilakukan dengan urutan yang hirarkis. Dengan kata lain, sebelum satu keterampilan dikuasai siswa jangan berpindah kepada keterampilan lainnya.









Daftar Pustaka

Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD.
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD.
Tim penyusun. 2006. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran.Padang : Universitas Negeri Padang.
http://www.papantulisku.com/2011/07/pendekatan-keterampilan-proses.html
http://pendidikan.infogue.com/keterampilan_dasar_mengajar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar